Beban SPPG Berat, Kantin Sekolah Berpotensi Jadi Dapur MBG

Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, mengusulkan pembukaan dapur makan bergizi gratis di sekolah-sekolah sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Ia menekankan pentingnya efisiensi dalam program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang saat ini berat beban tugasnya, khususnya dalam menyediakan ribuan porsi makanan setiap harinya.

“Beban 3.000 porsi terlalu berat. Oleh karena itu, kami perlu melakukan penyesuaian atau menentukan strategi ekstrem dengan membuka dapur di sekolah-sekolah,” ungkap Said di Gedung DPR, Jakarta. Dengan demikian, pendidikan dan kesehatan anak-anak dapat lebih terjamin.

Said mengusulkan agar peralatan di kantin sekolah yang ada dapat direhabilitasi untuk berfungsi sebagai dapur Makan Bergizi Gratis. Dapur ini nantinya akan memproduksi menu terbatas yang sesuai dengan kebutuhan gizi di masing-masing sekolah.

Usulan Dapur Bergizi untuk Meningkatkan Kualitas Gizi Anak

Dalam pernyataannya, Said menegaskan pentingnya rehabilitasi kantin agar memenuhi standar. Ia mencatat bahwa dengan melakukan perbaikan, semua aspek sanitasi juga perlu diperhatikan untuk memastikan kesehatan anak-anak terjamin. Cakupan dapur ini sangat terbatas, hanya untuk sekolah yang bersangkutan.

“Dengan hanya melayani satu sekolah, kita dapat meningkatkan kualitas makanan yang disediakan,” lanjut Said. Dia menambahkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan satu sistem yang lebih terintegrasi dalam distribusi makanan sehat bagi anak-anak.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan fokus utama dari Presiden yang bertujuan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di seluruh Indonesia. Melalui inisiatif ini, diharapkan masalah gizi buruk yang masih menjadi tantangan dapat diatasi dengan lebih efektif.

Pentingnya Evaluasi Anggaran dan Prosedur yang Terkait

Said juga menyentuh masalah anggaran yang kerap menjadi perdebatan. Menurutnya, evaluasi menyeluruh tidak hanya harus meliputi anggaran, tetapi juga prosedur yang ada serta melibatkan para ahli di bidang gizi. “Kalau evaluasi dilakukan secara menyeluruh, saya yakin anggaran tidak akan menjadi masalah,” tegasnya.

Ia mencatat bahwa evaluasi yang tepat dapat memastikan bahwa semua sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. “Jika semua langkah ini diambil, saya optimis bahwa semua masalah terkait anggaran dan pemenuhan gizi akan teratasi,” sambungnya.

Said menyoroti pentingnya kehadiran para ahli gizi dalam program ini. Dari ribuan SPPG yang ada, hanya 34 yang memiliki sertifikat laik higienis dan sanitasi, suatu kondisi yang memprihatinkan.

Peran Ahli Gizi dalam Meningkatkan Pemberian Makanan

Masalah ini menjadi salah satu perhatian utama, karena keberadaan ahli gizi sangat menentukan keberhasilan program. “Dari 5.823 SPPG, hanya 34 yang memiliki lisensi, menunjukkan bahwa kita perlu meningkatkan kapasitas dan kompetensi di bidang ini,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Said mengusulkan pengurangan beban SPPG dengan membatasi jumlah porsi yang disiapkan. Ia kembali menekankan pentingnya setiap SPPG beroperasi untuk menyuplai 1.000 porsi per hari, yang dianggap lebih realistis dan menjamin kualitas gizi.

“Dengan mengurangi target, diharapkan SPPG dapat lebih fokus pada kualitas makanan dan sanitasi, daripada sekadar kuantitas,” katanya. Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi potensi masalah dalam proses penyimpanan dan pengolahan makanan.

Menjaga Kualitas Gizi Anak Melalui Kebijakan yang Efektif

Said menilai bahwa pemenuhan gizi anak adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Dapur MBG di sekolah tidak hanya membantu dalam pemenuhan gizi, tetapi juga mendidik anak-anak tentang pentingnya makanan sehat.

Dalam pandangannya, persoalan gizi tidak hanya dapat diselesaikan dengan menyediakan makanan. Edukasi mengenai pola makan sehat juga perlu diberikan agar anak-anak dapat memahami dan menghargai pentingnya gizi dalam pertumbuhan mereka.

Oleh karena itu, Said menekankan pentingnya kebijakan yang berpihak pada kesehatan anak-anak. Dapur bergizi ini akan menjadi langkah awal dalam mensukseskan program gizi nasional dan memastikan bahwa future generation memiliki kesehatan yang baik.

Related posts